Jumlah korban pembunuhan oleh Slamet Tohari (45),
dukun pengganda uang di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, bertambah. Pada
Senin (3/4/2023), polisi menemukan 10 jenazah yang diduga dibunuh oleh Slamet.
Jika ditambah satu korban yang ditemukan lebih dulu, diduga ada 11 orang yang
menjadi korban pembunuhan oleh Slamet.
Sebanyak 10 jenazah itu ditemukan saat aparat kepolisian
dibantu sukarelawan melakukan penggalian di lahan perkebunan di Desa Balun,
Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Lokasi penggalian itu berada di
lereng bukit yang ditanami singkong dan pohon puspa.
Untuk mencapai lokasi itu, tim harus melewati perkebunan
kubis yang berjarak sekitar 500 meter dari jalan raya antara Wanayasa,
Banjarnegara, dengan Kajen, Pekalongan. Sedikitnya ada tiga titik yang digali
oleh petugas setelah ditunjukkan oleh Slamet Tohari.
Berdasarkan pantauan Kompas, tim tiba di lokasi sekitar
pukul 12.20. Dalam penggalian itu, petugas menemukan tulang belulang dan
jenazah yang masih tampak utuh tapi sudah mulai membusuk. Di setiap titik atau
lubang, setidaknya terdapat dua hingga tiga jenazah yang dikubur di kedalaman
80 sentimeter hingga 1 meter.
Dalam proses penggalian itu, Slamet berperan menunjukkan
lokasi penguburan jenazah. Hingga pukul 14.40, berdasarkan pantauan Kompas di
lokasi, jajaran kepolisian setidaknya membawa 10 kantong jenazah dengan tiga
ambulans.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banjarnegara
Ajun Komisaris Bintoro Thio mengatakan, ada penambahan jumlah korban yang
diduga dibunuh oleh Slamet. Namun, dia belum bersedia merinci berapa total
korban dan identitas mereka. ”Pada intinya, saat ini ada penambahan jumlah
korban. Untuk selanjutnya, jumlah korban berapa dan identitasnya dapat
dijelaskan oleh pimpinan kami. Itu lokasi di area kebun yang sama dimiliki oleh
ST (Slamet Tohari),” kata Bintoro yang memimpin penggalian dan pencarian
jenazah.
Terungkapnya pembunuhan oleh Slamet itu berawal dari laporan
hilangnya seorang korban berinisial PO (53) asal Sukabumi, Jawa Barat. Menurut
keterangan keluarga korban, pada Kamis (23/3/2023), PO berangkat ke
Banjarnegara untuk menemui Slamet. Saat sampai di rumah Slamet, korban yang
berjenis kelamin laki-laki itu sempat mengirimkan pesan melalui aplikasi
Whatsapp kepada anaknya. Dalam pesan itu, PO sempat mengatakan jika dirinya
tidak ada kabar selama beberapa hari, sang anak diminta datang ke rumah Slamet
bersama aparat.
”Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah
pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi
bersama aparat,” ujar Kapolres Banjarnegara Ajun Komisaris Besar Hendri
Yulianto membacakan pesan tersebut. Pada Jumat (24/3/2023), PO mulai tidak bisa
dihubungi karena telepon selulernya tidak aktif. Pihak keluarga kemudian melaporkan
kasus ini kepada Polres Banjarnegara, Senin (27/3/2023). Kepolisian lalu
menelusuri lokasi Slamet dan melakukan penyelidikan.
Berdasarkan hasil penyelidikan itu, terungkap bahwa PO telah
dibunuh oleh Slamet dan jenazahnya sudah dikuburkan. ”Korban telah dikubur di
jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa,” ungkap Hendri. Di dekat lokasi
penguburan jenazah PO inilah polisi kemudian menemukan 10 jenazah lainnya.
Menurut Hendri, pembunuhan itu berkait dengan aksi penipuan
yang dilakukan Slamet. Selama lima tahun terakhir, Slamet mengaku sebagai dukun
yang bisa menggandakan uang. Salah satu korban yang teperdaya adalah PO.
Bahkan, PO sudah sudah berkali-kali menyerahkan uang dengan total Rp 70 juta.
Namun, karena praktik penggandaan uang itu tak kunjung
membuahkan hasil, PO berkali-kali menagih kepada Slamet. Karena kesal, Slamet
akhirnya membunuh korban dengan cara diracun. ”korban terus menagih mana hasil
penggandaan uangnya. Akhirnya tersangka kesal dan memberikan minuman berisi
potas kepada korban,” papar Hendri. Hendri menambahkan, dalam menjalankan
aksinya sebagai dukun pengganda uang, tersangka dibantu oleh seseorang
berinisial BS (33). BS bertugas mengunggah informasi bahwa Slamet merupakan
dukun pengganda uang ke media sosial.
Dia menambahkan, Slamet dijerat dengan Pasal 340 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana. Ancaman hukuman
terberat untuk dia adalah hukuman mati.
Sementara itu, Slamet mengatakan, PO menyerahkan uang kepada
dirinya secara bertahap. Dari total uang sebanyak Rp 70 juta itu, Slamet
berjanji akan menggandakan uang hingga mencapai Rp 5 miliar.
”Uang Rp 70 juta itu berangsur-angsur. Pertama Rp 20 juta,
lalu Rp 10 juta, terus sampai Rp 70 juta. Saya janjikan jadi Rp 5 miliar,” kata
Slamet.
Slamet menyebut, uang yang didapatnya dari hasil penipuan
itu dipakainya untuk membayar utang. Dia juga mengakui, korban yang ditipunya
dengan modus penggandaan uang itu bukan hanya PO. Menurut pengakuan Slamet, dia
telah menipu lima korban.
Korban terus menagih mana hasil penggandaan uangnya.
Akhirnya tersangka kesal dan memberikan minuman berisi potas kepada korban.
Dikenal tertutup
Sejumlah warga Desa Balun menyebut Slamet Tohari sebagai
sosok yang tertutup. ”Orang luar desa mengenalnya sebagai Kiai Slamet, tapi
kalau orang desa sini manggilnya Mbah Tohari. Memang orangnya tertutup, kalau
di sini beli bensin itu pasti malam atau di atas pukul 21.00,” kata Mahmudin
(43), tetangga Slamet.
Mahmudin menambahkan, dirinya sering melihat banyak tamu
yang datang ke rumah Slamet. Mereka disebut sebagai ”pasien” Slamet dan berasal
dari luar kota. ”Tamu atau pasiennya banyak dari luar kota, sering mampir di
sini beli makan atau minum dan tanya alamatnya,” tuturnya.
Meski Slamet dikenal sebagai dukun pengganda uang oleh orang
luar, warga Desa Balun justru meragukan hal itu. Namun, warga setempat mengaku
tidak bisa mencampuri urusan Slamet.
”Kami kaget kalau ternyata sampai ada kasus pembunuhan.
Memang orang-orang luar tahunya dia menggandakan uang, tapi kami bisa apa,”
ungkap Mahmudin.
Kepala Desa Balun Mahbudiono menambahkan, Slamet Tohari
memang jarang bergaul dengan warga sekitar. ”Orangnya memang jarang kelihatan
dengan masyarakat. Pekerjaannya apa pun kami tidak tahu, tapi istrinya menurut
informasi pernah berdagang kubis,” katanya.
Menurut Mahbudiono, sekitar setahun yang lalu, pihaknya
pernah mendapat laporan adanya orang hilang asal Palembang, Sumatera Selatan,
di desanya. ”Laporan orang hilang sudah setahun lalu dari Palembang. Sudah
ditangani polsek waktu itu. Dengan kejadian ini, kami kaget luar biasa dan
miris,” ujarnya.
Gustam (38), petani kubis yang lahannya berdekatan dengan
lokasi penguburan jenazah, mengaku kaget saat tahu ada sejumlah jenazah yang
dikuburkan di lokasi tersebut.
”Enggak menyangka, kok, di sini ada kuburan. Saya tahu ada
gundukan karena saya sering kencing di sana (lokasi penguburan jenazah). Kalau
di sini kan terbuka, di sana kan agak gelap. Tidak tahunya ada orangnya di
dalam,” kata Gustam.
penipuandukunpembunuhan
banjarnegarainfo
banjarnegarakasus
penggandaan uangdukung penggandaan uangkasus wowonslamet toharibalun wanayasa
banjarnegarainfo
pembunuhanbanjarnegara
terkinipembunuhan
10 orangdukun
pengganda uang banjarnegarapembunuhan
berantai banjarnegara